Jumat, 13 Februari 2015

Cara budidaya ikan patin

Cara Budidaya Ikan Patin

Ikan patin merupakan jenis ikan air tawar yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Produknya termasuk unggulan sehingga banyak peternak yang mencoba usaha budidaya ikan patin ini. Tekstur daging ikan patin ini memiliki banyak lemak dan agak basah namun tidak memiliki banyak duri. Harga ikan patin di pasaran cenderung stabil sehingga usaha budidaya ikan patin ini cukup menjanjikan dan berpotensi menghasilkan pendapatan besar.
Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin
Kegiatan pembenihan ikan patin merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu sehingga yang dihasilkan adalah benih yang dihasilkan setelah masa pendederan. Proses penting yang harus dilalui pada budidaya ikan patin. Setiap tahapan pada budidaya ikan patin bisa dijadikan bisnis tersendiri.
Pada tahap pembenihan misalnya, peternak bisa mencoba budidaya ikan patin hanya dalam tahap ini lalu langsung menjual benihnya pada mereka yang membutuhkan benih-benih berkualitas. Tentunya harga yang dipatok berbeda dengan ikan patin yang sudah dewasa dan siap dikonsumsi.
Untuk memulai budidaya ikan patin, Anda bisa mendapatkan benih ikan dari hasil tangkapaan di perairan umum maupun membeli dari Balai Pemeliharaan Ikan Air Tawar di Jawa Barat. Benih-benih ini biasanya dikumpulkan dalam satu wadah dan dirawat selama kurang lebih dua minggu. Proses inilah yang membutuhkan kehati-hatian.
Langkah mudah budidaya ikan patin
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan patin adalah kualitas air, apabila air dalam penampungan sudah mulai kotor, gantilah dengan air bersih dan hindarkan dari sengatan matahari. Benih ikan patin ini akan siap ditebar ketika sudah dipindahkan dan dipelihara terlebih dahulu di dalam jaring. Hal ini dimaksudkan agar benih ikan patin mampu berdadaptasi dengan lingkungan barunya. Budidaya ikan patin ini memang perlu perhatian yang besar.
Ciri-ciri induk patin yang sehat dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
  • Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin – Induk Betina
  • Berumur tiga tahun
  • Ukuran anatara 1.5 – 2 kilogram
  • Perut membesar ke arah anus
  • Perut terasa empuk dan halus saat diraba
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
  • Ketika kloaka ditekan maka akan keluar beberapa butir telur dengan bentuk bundar yang besarnya seragam.
  • Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin – Induk Jantan
  • Berumur dua tahun
  • Ukuran 1.5 – 2 kilogram
  • Kulit perut lembek dan tipis
  • Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Proses Pembesaran Budidaya Ikan Patin
Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung baik dengan sistem pen maupun dalam karamba. Berikut penjelasannya:
Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
Pembesaran ikan patin di jala apung sebaiknya memerhatikan lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya.
Pada pembesaran ikan patin, sistem yang perlu diperhatikan pemilihan lokasi, kualitas air, penebaran benih dan pemberian pakan serta pengontrolan.
Pada pembesaran ikan patin di karamba yang perlu diperhatikan adalah masalah pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberiaan pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan.
Proses Panen Budidaya Ikan Patin
Pastikan ikan patin tidak terkoyak siripnya ketika Anda mengangkatnya dari kolam pembesaran. Ikan patin yang terkoyak siripnya akan mengalami penurunan harga sehingga tak laku di pasaran. Budidaya ikan patin juga membutuhkan kehati-hatian yang lebih detail.
Ketika budidaya ikan patin Anda sudah mulai membuahkan hasil, jangan gunakan jala yang besar dan kasar untuk menangkap ikan patin karena akan menyakiti dan merusak tubuh ikan patin. Sebaiknya gunakan serok dengan jala yang halus. Pilihlah ikan patin yang benar-benar siap panen sehingga hasil yang Anda dapatkan pun maksimal.
Pengemasan dalam Budidaya Ikan Patin
Pengemasan benih ikan patin harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin ketika Anda mulai berbisnis budidaya ikan patin yaitu:
Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran.
Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air ksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%.
Tips Budidaya Ikan Patin Secara umum, kegiatan budidaya ikan patin terdiri dari dua kegiatan yakni pembenihan dan pembesaran. Kegiatan pembenihan ikan patin masih tergolong sesuatu yang jarang diketahui sebab selama ini masyarakat lebih memilih mengambil benih ikan patin di sungai, waduk atau situ. Proses pembenihan sendiri adalah upaya menghasilkan bibit ikan dengan ukuran yang diinginkan. Hasil akhirnya berupa benih ikan yang telah melalui proses pendederan. Jika ditarik dalam urutan garis besar maka kegiatan pembenihan meliputi: 
  1. Memilih indukan yang siap diijah
  2. Menyiapkan hormon atau kelenjar hipofise yang bersumber dari ikan donor, yakni jenis ikan mars.
  3. Induce breeding atau proses kawin suntik
  4. Striping atau kegiatan pengurutan.
  5. Proses penetasan larva.
  6. Proses pendederan.
  7. Proses pemanenan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar