Budidaya Ikan Mujair
|
1. IKAN MUJAIR
Ikan
mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih
dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan
Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di
muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939.
Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit
as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih
cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun.
Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
2. PENYEBARAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
3. JENIS
Klasifikasi tentang ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus
Jenis - jenis ikan mujair yang banyak dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.
4. MANFAAT
Yang
paling utama dalam semua budidaya adalah menambah penghasilan. karena
setiap usaha, hasil yang diinginkan adalah mendapat keuntungn. Selain
itu juga sebagai penyedia sumber protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besardan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
- Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m 3 .
- Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
- Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
PERSIAPAN BUDIDAYA MUJAIR
1. Buat kolam ikan dari beton ukuran 4 x 6 x1 m, untuk kolam bertelur.
2. Isilah kolam dengan lumpur, ganggang dan lumut untuk tempat ikan bertelur.
3. Siapkan kolam ukuran 2 x 1 x 0,5 m untuk kolam benih.
4. Ambil telur ikan dari kolam bertelur, pindahkan ke kolam pembenihan.
5. Ikan telah berumur 3 minggu, akan memiliki panjang kira-kira 2-3 cm.
6. Pindahkan benih ikan ke kolam pemeliharaan.
7. Pisahkan ikan mujair dalam kolam tersendiri, karena ikan mujair suka memakan ikan dan telur ikan lain
PENEBARAN BENIH MUJAIR
1. Setelah ikan berumur 21 hari, pindahkan ke kolam pemeliharaan.
2. Kepadatan benih lebih berisi 50 benih, tiap meter kubik air.
1. Buat kolam ikan dari beton ukuran 4 x 6 x1 m, untuk kolam bertelur.
2. Isilah kolam dengan lumpur, ganggang dan lumut untuk tempat ikan bertelur.
3. Siapkan kolam ukuran 2 x 1 x 0,5 m untuk kolam benih.
4. Ambil telur ikan dari kolam bertelur, pindahkan ke kolam pembenihan.
5. Ikan telah berumur 3 minggu, akan memiliki panjang kira-kira 2-3 cm.
6. Pindahkan benih ikan ke kolam pemeliharaan.
7. Pisahkan ikan mujair dalam kolam tersendiri, karena ikan mujair suka memakan ikan dan telur ikan lain
PENEBARAN BENIH MUJAIR
1. Setelah ikan berumur 21 hari, pindahkan ke kolam pemeliharaan.
2. Kepadatan benih lebih berisi 50 benih, tiap meter kubik air.
1. Kolam
Sarana
berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair
tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair
antara lain:
- Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m². Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
- Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
- Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.
Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
- Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
- Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
- Kolam pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
4. Kolam/tempat pemberokan. Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
2. Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom
berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul,
arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang
halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5
cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus
(untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan
telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan
telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan
konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu
keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang
dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah
pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,
diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing
dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk
buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan
10 gram/meter persegi.
2. Pembibitan
Untuk
menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan
hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk,
penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
1. Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
- Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
- Pertumbuhannya sangat cepat.
- Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
- Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
- Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
- Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Jantan
- Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
- Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
- Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
- Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
2. Betina
- Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
- Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
- Warna perut lebih putih.
- Warna dagu putih.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
2. Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Sistim platform
Pada
sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama sebagai
tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam
kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu
dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya
induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan
temapt pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat
pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan
sistim yang pertama.
2. Sistim satu kolam
Pada
sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam
pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media
pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2
atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan
dilakukan setiap 2 minggu sekali.
3. Sistim dua kolam
Pada
sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam
terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam
pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih
rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir
dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam
tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang
dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang
disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
3. Pembenihan
Pemijahan dan
penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan
dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu
dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan
pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar
50 cm. Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan
makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%,
tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini
digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga
diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan
dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari
yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi setelah induk
jantan membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan
garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan
selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan
selesai, maka telur-telur hasil pemijahan
segera dikumpulkan oleh induk
betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat
tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya
kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar
25-27°C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru
melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.
4. Pemeliharaan Bibit
Pendederan
atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur hasil
pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang
sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih
dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan
dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit
diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan
tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah
penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah
penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan
ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih
yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur,
karena pada ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang
berjenis kelamin jantan atau betina.
3. Pemeliharaan atau Pembesaran ikan mujair
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1. Polikultur
- ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
- ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
2. Monokultur
Pemeliharaan
sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan
polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan
dan betina. Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring
apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman
75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain
itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan
dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah
diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat
parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
1. Pemupukan
Pemupukan
kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu
dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.
Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan
dosis 50–700 gram/m²
2. Pemberian Pakan
Apabila
tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka
bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung
ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi
ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial.
Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein
20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan
sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu
juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau
ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu
diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis
10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam
hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak
tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
2. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
3. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
4. Kodok
Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
5. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai
atau tali penghalang.
6. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
2. Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
1. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
2. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
3. Binatang
seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters)
sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
4. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
7. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
8. PANEN
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Panen sebagian atau panen selektif
Panen
selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen
dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih
yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan
konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah
ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka
akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan
diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2. Panen total
Umumnya
panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran.
Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan
berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak
pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu
pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya
ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar
mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3.
Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
4.
Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat
C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm.
Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu
disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak
diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Sedangkan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
1.
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit
dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam
kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2.
Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3.
Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung
benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah
benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sistem terbuka
Dilakukan
untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu
yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi
air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih
ukuran 3-5 cm.
2. Sistem tertutup
Dilakukan
untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari
4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan
terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O
sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong
plastik:
- masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
- hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
- alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
- kantong plastik lalu diikat.
- kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
- Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
- Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
- Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
- Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar