Jumat, 20 Februari 2015

asal usul kota banyuwangi

Asal Usul Kota Banyuwangi

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

asal usul kota pontianak

ASAL USUL KOTA PONTIANAK

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak, simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Asal nama Pontianak dipercayai bermakna Kuntilanak atau hantu perempuan. Konon, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie tiba di daratan Pontianak, ia bertemu dengan hantu kuntilanak dan berhasil mengusirnya.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Beliau dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah (1729/1730 M), putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.
Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.
Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan sembahyang dhohor itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.
Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak . Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.
Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah.
Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah, bertepatan dengan hari isnen dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Dibawah kepemimpinannya kerajaan Pontianak berkembang sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang cukup disegani. Hingga saat ini, warga Pontianak selalu memperingati lahirnya kota Pontianak dengan menggelar festival meriam karbit yang diadakan setiap tahunnya pada bulan Ramadhan menjelang Syawal, adalah sebagai peringatan akan peristiwa pengusiran hantu kuntilanak dengan meriam.

sejarah kota kudus

Sejarah Asal -usul Kota Kudus

Sejarah Kota Kudus tidak terlepas dari Sunan Kudus. Karena keahlian dan ilmunya, maka Sunan Kudus diberi tugas memimpin para Jamaah Haji, sehingga beliau mendapat gelar “Amir Haji” yang artinya orang yang menguasai urusan para Jama’ah Haji. Beliau pernah menetap di Baitul Maqdis untuk belajar agama Islam. Ketika itu disana sedang berjangkit wabah penyakit, sehingga banyak orang yang mati. Berkat usaha Ja’far Shoddiq, wabah tersebut dapat diberantas.
Atas jasa-jasanya, maka Amir di Palestina memberikan hadiah berupa Ijazah Wilayah, yaitu pemberian wewenang menguasai suatu daerah di Palestina. Pemberian wewenang tersebut tertulis pada batu yang ditulis dengan huruf arab kuno, dan sekarang masih utuh terdapat di atas Mihrab Masjid Menara Kudus (lihat gambar).

Peran Sunan Kudus
Sunan Kudus memohon kepada Amir Palestina yang sekaligus sebagai gurunya untuk memindahkan wewenang wilayah tersebut ke pulau Jawa. Permohonan tersebut dapat disetujui dan Ja’far Shoddiq pulang ke Jawa. Setelah pulang, Ja’far Shoddiq mendirikan Masjid di daerah Kudus pada tahun 1956 H atau 1548 M. Semula diberi nama Al Manar atau Masjid Al Aqsho, meniru nama Masjid di Yerussalem yang bernama Masjidil Aqsho. Kota Yerussalem juga disebut Baitul Maqdis atau Al-Quds. Dari kata Al-Quds tersebut kemudian lahir kata Kudus, yang kemudian digunakan untuk nama kota Kudus sekarang. Sebelumnya mungkin bernama Loaram, dan nama ini masih dipakai sebagai nama Desa Loram sampai sekarang. Masjid buatan Sunan Kudus tersebut dikenal dengan nama masjid Menara di Kauman Kulon. Sejak Sunan Kudus bertempat tinggal di daerah itu, jumlah kaum muslimin makin bertambah sehingga daerah disekitar Masjid diberi nama Kauman, yang berarti tempat tinggal kaum muslimin.
 
Cerita Rakyat
Ada cerita rakyat di Kudus tentang 'apa sebab masyarakat Kudus sampai sekarang tidak menyembelih sapi'?. Sebelum kedatangan Islam, daerah Kudus dan sekitarnya merupakan Pusat Agama Hindu. Dahulu Sunan Kudus ketika dahaga pernah ditolong oleh seorang pendeta Hindu dengan diberi air susu sapi. Maka sebagai rasa terima kasih, Sunan Kudus waktu itu melarang menyembelih binatang sapi dimana dalam agama Hindu, sapi merupakan hewan yang dimuliakan.  
 
Hari Jadi Kota Kudus
Hari Jadi Kota Kudus di tetapkan pada tanggal 23 September 1549 M dan diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 11 tahun 1990 tentang Hari Jadi Kudus yang di terbitkan tanggal 6 Juli 1990 yaitu pada era Bupati Kolonel Soedarsono. Hari jadi Kota Kudus dirayakan dengan parade, upacara, tasyakuran dan beberapa kegiatan di Al Aqsa / Masjid Menara yang dilanjutkan dengan ritual keagamaan seperti doa bersama dan tahlil. 

asal mula kota cirebon

Asal Mula Kota Cirebon

Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak saudagar dan pedangan asing juga dari daerah-daer5ah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Raja Pajajaran Prabu Siliwanggi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon. Daerahnya yang ada di bawah pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali di sebelah Timur, Cigugur (Kuningan) di sebelah Selatan, pengunungan Kromong di sebelah Barat dan Junti (Indramayu) di sebelah Utara.
Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama Walangsungsang putra Prabu Siliwanggi dari Pajajaran. Walangsungsang ditunjuk dan diangkat sebagai Adipati Carbon dengan gelar Cakrabumi. Kewajibannya adalah membawa upeti kepada Raja di ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi, akan tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti, akibatnya Raja mengirim bala tentara, tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.
Kemudian Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan kerajaan Cirebon dengan mamakai gelar Cakrabuana. Karena Cakrabuana telah memeluk agama Islam dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan kerajaan Islam Cirebon, tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.
Semenjak itu pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar, karena bertambahnya lalu lintas dari dan ke arah pedalaman, menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia Tengara. Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar sampai sekarang ini.
Pangeran Cakra Buana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430 M, yang letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon

asal mula kab bangka

Asal Mula

Sejarah mengungkapkan bahwa Pulau Bangka pernah dihuni oleh orang-orang Hindu dalam abad ke-7. pada masa Kerajaan Sriwijaya pula Bangka termasuk pula sebagai daerah yang takluk dari kerajaan yang besar itu. Demikian pula kerajaan Majapahit dan Mataram tercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka.
Namun pada masa itu pulau Bangka baru sedikit mendapat perhatian, meskipun letaknya yang strategis ditengah-tengah alur lalu lintas setelah orang-orang daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba ke Indonesia dengan ditemukannya rempah-rempah. Kurangnya perhatian dari para bajak laut yang menimbulkan penderitaan bagi penduduknya.
Untuk mengatasi kekacauan yang terjadi, Sultan Johor dengan sekutunya Sutan dan Raja Alam Harimau Garang. Setelah melakukan tugasnya dengan baik, juga mengembangkan Agama Islam ditempat kedudukannya masing-masing Kotawaringin dan Bangkakota. Namun sayangnya hal ini tidak berlangsung lama, kemudian kembali pulau Bangka menjadi sarang kaum bajak laut.
Karena merasa turut dirugikan dengan dirampasnya kapal-kapalmya maka Sultan Banten mengirimkan Bupati Nusantara untuk membasmi bajak-bajak laut tersebut, kemudian Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Diceritakan pula bahwa Panglima Banten, Ratu Bagus yang terpaksa mundur dari pertikaiannya dengan Sultan Palembang, menuju ke Bangka Kota dan wafat disana.
perahu_kuno_01_300
Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ketangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini dikawinkan dengan Sultan Palembang, Abdurrachman (1659-1707), dengan sendirinya pulau Bangka menjadi bagian dari Kesultanan Palembang.
Pada tahun 1707 Sultan Abdurrachman wafat, dan ia digantikan oleh putranya Ratu Muhammad Mansyur (1707-1715).
Namun Ratu Anum Kamaruddin adik kandung Ratu Muhammad Mansyur kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724), walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga rakyat menjadi Sultan Palembang.
Tetapi pada tahun 1724 Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang Sultan Johor merebut kembali Palembang dari pamannya.
Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin.
Kemudian atas dasar Konversi London tanggal 13 Agustus 1814, Belanda menerima kembali dari Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah Kesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antara M.H. Court (Inggris) dengan K. Heynes (Belanda) di Mentok pada tanggal 10 Desember 1816.
Kecurangan-kecurangan, pemerasan-pemerasan, pengurasan dan pengangkutan hasil Timah yang tidak menentu, yang dilakukan oleh VOC dan Ingris (EIC) akhirnya sampailah pada situasi hilangnya kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali kepada Belanda. Yang mulai menggali timah secara besar-besaran dan ang sama sekali tidak memikirkan nasib pribumi. Perang gerilya yang dilakukan di Musi Rawas untuk melawan Belanda, juga telah membangkitkan semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka dan Belitung.
Maka pecahlah pemberontakan-pemberontakan, selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-matian utnuk mengusir Belanda dari daerahnya, dibawah pimpinan Depati Merawang, Depati Amir, Depati Bahrin, dan Tikal serta lainnya.
Kemudian istri Mahmud Badaruddin yang karena tidak serasi berdiam di Palembang diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri Sultan Mahmud ini adalah anak dari Wan Abduljabar. Sejarah menyebutkan bahwa Wan Abduljabar adalah putra kedua dari abdulhayat seorang kepercayaan Sultan Johor untuk pemerintahan di Siantan, Abdulhayat ini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Cina bernama Lim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri ke Johor dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutan Abdulhayat, karena keahliannya diangkat oleh Sultan Johor menjadi kepala Negeri di Siantan.
Sekitar tahun 1709 diketemukan timah, yang mula-mula digali di Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang johor atas pengalaman mereka di semenanjung Malaka. Dengan diketemukannya timah ini, mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun Eropa. Perusahaan-perusahaan penggalian timah pun semakin maju, sehingga Sultan Palembang mengirimkan orang-orangnya ke Semenanjung Negeri Cina untuk mencari tenaga-tenaga ahli yang kian terasa sangat diperlukan.
Pada tahun 1717 mulai diadakan perhubungan dagang dengan VOC untuk penjualan timah. Dengan bantuan kompeni ini, Sultan Palembang berusa membasmi bajak-bajak laut dan penyelundupan-penyelundupan timah. Pada tahun 1755 pemerintah Belanda mengirimkan misi dagangnya ke Palembang yang dipimpin oleh Van Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timaha dan lada di Bangka. Pada sekitar tahun 1722 VOC mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Sultan Ratu Anum Kamaruddin untuk membeli timah monopoli, dimana menurut laporan Van Haak perjanjian antara pemerintah Belanda dan Sultan Palembang berisi :
  • Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni
  • Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.
Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil pulau Bangka dijual dengan cara diselundupkan.
Selanjutnya tahun 1803 pemerintah Belanda mengirimkan misi lagi yang dipimpin oleh V.D. Bogarts dan Kapten Lombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama tentang timah di Bangka.
Perjanjian Tuntang pada tanggal 18 September 1811 telah membawa nasib lain bagi pulau Bangka. Pada tanggal itu ditandatanganilah akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris, dimana pulau Jawa dan daerah-daerah takluknya, Timor, Makasar, dan Palembang berikut daerah-daerah taklluknya menjadi jajahan Inggris.
Raffles mengirimkan utusannya ke Palembang untuk mengambil alih Loji Belanda di Sungai Aur, tetapi mereka ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, karena kekuasaan Belanda di Palembang sebelum kapitulasi Tuntang sudah tidak ada lagi. Raffless merasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agar Loji Sungai Aur diserahkan, juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di pulau Bangka dan Belitung.
Pada tanggal 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan Ekspedisi ke Palembang yang dipimpin oleh Jendral Mayor Roobert Rollo Gillespie. Namun Gillespie gagal bertemu dengan Sultan lalu Inggris mulai melaksanakan politik "Devide et Impera"nya. Gillespie mengangkat Pangeran Adipati sebagai Sultan Palembang denga gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (tahun 1812).
Sebagai pengakuan Inggris terhadap Sultan Ahmad Najamuddin II dibuatlah perjanjian tersendiri agar pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang ke Betawi lewat Mentok oleh Gillespie, kedua pulau itu diresmikan menjadi jajahan Inggris dengan diberi nama "Duke of Island" (20 Mei 1812).

nama aceh

Catatan Singkat tentang Nama Aceh dan Asal Mula Bahasa Aceh

oleh Safriandi, S.Pd.
Semua orang kenal Aceh. Provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera ini sangat dikenal dengan adat istiadat dan kekayaan alamnya. Konon katanya provinsi ini pun dikenal sebagai provinsi yang masyarakatnya sangat taat beribadah. Benarkah itu? Silakan Anda teliti sendiri!
Sebenarnya banyak hal yang belum diketahui dari Aceh. Provinsi ini seolah menyimpan misteri yang tampaknya tak akan habis diungkap sampai dengan akhir zaman nanti. Banyak orang ingin menyingkap misteri tentang Aceh. Bukan hanya masyarakat Aceh itu sendiri, melainkan juga masyarakat luar Aceh. Mereka tampaknya sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Aceh. Bukti dari ketertarikan mereka tentang Aceh adalah adanya semacam usaha untuk mengungkap misteri-misteri tentang Aceh itu.
Salah satu misteri yang tampaknya belum terpecahkan sampai dengan sekarang adalah perihal asal mula nama Aceh. Konon katanya nama Aceh merupakan singkatan dari Arab, Cina, Endia (India), Hindia Belanda. Akan tetapi, singkatan-singkatan ini tampaknya tidak memiliki sumber yang jelas.
Sebenarnya berkaitan dengan nama Aceh ini banyak ahli yang telah melakukan penelitian. Salah satu ahli yang tertarik meneliti tentang Aceh adalah Denis Lombard.
Berkaitan dengan nama Aceh, Lombard menyebutkan bahwa nama Aceh baru disebut dengan pasti sekali dalam Suma Oriental yang dikarang di Malaka sekitar tahun 1950 oleh Tomé Pires yang berkebangsaan Portugis. Lombard selanjutnya mengatakan bahwa kata Aceh dieja Achei. Beberapa tahun kemudian, dalam buku yang ditulis oleh Barros yang berjudul Da Asia disebutkan bahwa pengejaan kata Aceh dengan Achei telah mengalami perubahan yang berbentuk adanya penyengauan bunyi pada akhir kata, yaitu Achem. Penyengauan bunyi ini juga terdapat dalam naskah-naskah Eropa abad 16, 17, dan 18. Di dalam naskah-naskah Eropa pada abad-abad ini kata Aceh dieja Achin dan Atchin.
Dalam sistem transkripsi ilmiah yang dikemukakan oleh L.C. Damais, kata Aceh ditulis Acih. Lombard mengungkapkan bahwa penulisan kata Aceh dengan Acih adalah penulisan yang sangat tepat jika ditinjau secara ilmiah. Dalam hal ini, Lombard memberikan alasan sebagai berikut.
Sesuai dengan sistem tranksripsi ilmiah yang dikemukakan oleh L.C. Damais, penulisan kata Aceh lebih tepat ditulis Acih. Tulisan ini memang yang paling baik mengungkapkan ucapannya dewasa ini. Setiap fonem dicatat dengan satu huruf saja, dan huruf i lebih baik daripada huruf e untuk mencatat huruf hidup kedua yang ucapannya sangat mendekati /i/….
Selanjutnya, sekitar akhir abad ke-19, menjelang peperangan yang bakal menumpahkan darah di seluruh bagian utara Sumatra, nama tanah Aceh dipakai untuk menunjukkan seluruh daerah yag membentang dari ujung utara pulau itu sampai dengan suatu garis khayal yang menghubungkan Tamiang di pantai Timur dengan Barus di Pantai Barat. Menurut Snouck Hurgronje, penduduknya membandingkan bentuk wilayah mereka yang kira-kira menyerupai segi tiga itu dengan bentuk jeuèe (tampah tradisional).
Selain misteri tentang nama Aceh, provinsi ini juga juga masih menyimpan misteri perihal asal mula bahasa Aceh. Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa bahasa Aceh ada kaitannya dengan bahasa-bahasa Campa yang sampai sekarang masih digunakan di Vietnam, Kamboja, dan Hainan di Cina. Adanya hubungan bahasa Aceh dengan bahasa-bahasa Campa yang ada di Vietnam, Kamboja, dan Hainan di Cina tampaknya cukup beralasan. Berdasarkan catatan sejarah, seorang pangeran dari Campa, Šah Pu Liaŋ (liŋ) diusir dari ibukotanya oleh bangsa Vietnam. Ia lalu mencari perlindungan di Aceh, lalu membentuk wangsa baru (Lombard, 2007:62). Tentu saja pembentukan wangsa baru ini sangat berpengaruh terhadap pemakaian bahasa Aceh sebagai alat komunikasi mereka.
Ada juga para ahli yang menyebutkan bahwa bahasa Aceh ada kaitannya dengan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia, seperti bahasa Arab, Melayu, Indonesia, Sanskrit, Persia, Tamil, Belanda, Portugis, Inggris dan dari bahasa Mon-Khmer di Asia Tenggara.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa Aceh sebetulnya sejak dulu telah memiliki hubungan dengan bangsa-bangsa luar. Hal ini tentu saja tak dapat dipungkiri apalagi jika kita mengingat Aceh yang pada masa Sultan Iskandar Muda pernah mencapai puncak kejayaannya.

asal mula nama provinsi riau

Asal Mula Nama Provinsi Riau

 

Apalah arti sebuah nama? begitu pertanyaan Shakespeare yang melegenda. Bagi orang Melayu, nama sangatlah bermakna. Nama merupakan identitas. Itu sebabnya, asal muasal sebuah nama layak dikaji. Kali ini, saya menelusuri asal  mula nama Provinsi Riau. Menurut Hasan Junus, seorang peneliti naskah Melayu Riau, ada tiga kemungkinan asal mula kata riau;
1.                            Rio; dari  bahasa Portugis, artinya sungai.
2.                            Riahi; dari Bahasa Arab  yang berarti gelombang. Kata-kata ini ditemukan dalam Kitab Alfu Laila Wa Laila, yang berarti kisah seribu satu malam, sebuah dongeng dari Irak.
3.                            Riuh atau Rioh; Bahasa Melayu yang berarti hiruk pikuk, ramai org bekerja.
Kemungkinan ketiga dinilai lebih mendekati. Nama Riau dari bahasa setempat, konon berasal dari suatu peristiwa ketika didirikannya negeri baru di Sungai Carang (di Bintan, Kepulauan Riau) untuk dijadikan pusat kerajaan. Hulu sungai itulah yang kemudian bernama Ulu Riau. Peristiwa itu kira-kira mempunyai teks sebagai berikut:
Tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke makam Tauhid (ibukota Kerajaan Johor) diperintahkan membawa dagangannya ke Sungai Carang di Pulau Bintan (suatu tempat sedang didirikan negeri baru) di muara sungai itu mereka kehilangan arah. Bila ditanyakan kepada awak-awak perahu yang hilir, “Dimana tempat orang-orang raja mendirikan negeri” mendapat jawaban “di sana di tempat yang rioh” sambil mengisyaratkan ke hulu sungai. Menjelang sampai ke tempat yang dimaksud, jika ditanya ke mana maksud mereka, selalu mereka menjawab, “mau ke rioh’.  
Pembukaan negeri baru yang bernama Riau itu, terjadi pada 27 September 1673, atas perintah Sultan Johor, Abdul Jalil Syah III (1623- 1677) kepada Laksamana Abdul Jamil. Setelah negeri Riau berdiri, dinobatkanlah Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah menjadi Sultan Riau pertama, pada 4 Oktober 1722.  Setelah itu, nama ini dipakai untuk menunjukkan satu diantara empat daerah utama kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga.
Setelah Perjanjian London 1824 yang membelah daerah  tersebut menjadi dua
 bagian, maka nama Riau digabungkan dengan Lingga, sehingga terkenal pula sebutan kerajaan Riau- Lingga. Dalam zaman pemerintahan Belanda, nama ini dipergunakan untuk daerah kepulauan Riau, ditambah dengan Pesisir  Timur Sumatera. Begitu pula pada zaman Jepang. Pada zaman kemerdekaan, awalnya nama itu dipergunakan untuk nama sebuah kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera  Tengah. Setelah Provinsi Riau terbentuk pada tahun 1958, . maka nama itu disamping dipergunakan untuk nama sebuah kabupaten, dipergunakan pula sebagai nama sebuah provinsi.  (Sebelum dimekarkan menjadi dua Provinsi;  Riau dan Kepulauan Riau pada 1 Juli 2004) wilayah Provinsi Riau meliputi Kepulauan Riau serta sebagian dari Pulau Sumatera bagian tengah sebelah timur. Kawasan ini telah dirintis oleh Sang Sapurba, salah satu Raja  Melayu yang mencoba menghidupkan kembali kerajaan Melayu raya di Selat Melaka. Sang Sapurba telah mencoba mempersatukan Bintan (daerah Kepulauan Riau) dengan daerah Kuantan di belahan pulau, Sumatera.  Selepas itu, Raja Kecik yang tidak dapat bertahan di Riau  (Bintan) lalu mundur ke Siak pada 1722, juga mempunyai ambisi untuk mempersatukan belahan di pesisir timur Sumatera, diantaranya Siak.
Usaha yang terakhir masih dilakukan oleh Raja Haji Fisabilillah, yang mencoba menyatukan daerah Kepulauan Riau dengan Inderagiri, di antaranya Pekan Lais.
Wilayah Provinsi Riau sebelum pemekaran Provinsi (2004) berasal dari beberapa wilayah kerajaan Melayu.  Paling kurang ada empat kerajaan Melayu  yang pernah berjaya di Riau, yakni Kerajaan Pelalawan (1530- 1879), Kerajaan Inderagiri (1658-1838), Kerajaan Siak (1723-1858) dan Kerajaan Riau- Lingga (1824-1913). Pembentukan Provinsi Riau disetujui dalam sidang Kabinet 9 Agustus 1957, ditetapkan dengan Undang-undang  Darurat No. 19/ 1957, kemudian diundangkan dengan Undang-undang No. 61 tahun 1958. Daerah Riau terbentang mulai dari daratan Pulau Sumatera bagian tengah sebelah timur, terus ke Selat Melaka, berakhir dengan Kepulauan Natuna   dan Anambas di Laut Cina Selatan. Pada 1 Juli 2004, Provinsi Riau dimekarkan dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau, sehingga wilayah Provinsi Riau hanya mencakup daerah Riau daratan, yang kini terdiri dari 10  kabupaten dan dua kota;
1. Kabupaten Bengkalis (Bengkalis)
  1. Kabupaten Indragiri Hilir (Tembilahan)
  2. Kabupaten Indragiri Hulu (Rengat)
  3. Kabupaten Kampar (Bangkinang)
  4. Kabupaten Kepulauan Meranti (Selatpanjang)
  5. Kabupaten Kuantan Singingi (Teluk Kuantan)
  6. Kabupaten Pelalawan (Pangkalan Kerinci)
  7. Kabupaten Rokan Hilir (Ujung Tanjung/Bagan Siapi-api)
  8. Kabupaten Rokan Hulu (Pasir Pengarayan)
  9. Kabupaten Siak (Siak Sri Indrapura)
  10. Kota Dumai (Dumai)
  11. Kota Pekanbaru (Pekanbaru)
*Oleh Darulhuda, mengacu dari buku UU Hamidy, Jagad Melayu dalam Lintasan Budaya di Riau dan sumber lainnya

asal usul sejarah kota bandung

Asal Usul Sejarah Kota Bandung

Kota Bandung – Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Pesan Sponsor
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.

kota palembang

Kota Palembang
 yang biasanya dijuluki Kota Pempek ternyata mempunyai beberapa tempat wisata yang kerap dikunjungi oleh beberapa wisata domestik maupun mancanegara ,Nah inilah tempatnya ...................

 `    
1. Jembatan Ampera
      Ampera merupakan singkatan dari AMANAT PENDERITAAN RAKYAT yang merupakan semboyan penting bagi masyarakat kota Palembang. Jembatan Ampera terletak di Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di tengah-tengah Kota Palembang yang menghubungkan daerah Seberang ulu dan seberang ilir dan dipisahkan oleh sungai musi. Jembatan Ampera mempunyai panjang 1.117 meter (bagian tengah 71,90 m), lebar 22 m, tinggi 11,5 m (dari permukaan air) dan tinggi menara 63 m (dari permukaan tanah) sedangkan jarat antara menara adalah 75 dan mempunyai berat 944 ton. Awal mula sejarah jembatan ampera, pada awalnya jembatan ini bernama Jembatan Bung Karno, sebagai bentuk penghargaan kepada presiden RI pertama itu (Bung Karno)



 2. Masjid Agung Palembang
 Masjid Agung pada mulanya disebut Masjid Sultan. Perletakan batu pertama pada tahun 1738, dan peresmiannya pada hari Senen tanggal 28 Jumadil Awal 115 H atau 26 Mei 1748. Masjid Agung didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang dikenal pula dengan Jayo Wikramo (tahun 1724-1758).
Masjid Agung Palembang bagian dari peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, dan menjadi salah satu masjid tertua di Kota Palembang. Masjid ini berada di utara Istana Kesultanan Palembang, di belakang Benteng Kuto Besak yang berdekatan dengan aliran sungai Musi. Secara administratif, berada di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang


.


 3.Tribun Ilmu

 Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya didalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.

4.Benteng kuto Besak

 Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 5.Air Mancur Kambang Iwak 
Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal walikota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.




6. Wisata Alam Punti Kayu


 Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok




 7. Taman Purbakal Bukit Siguntang
 
  Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kunoKerajaan SriwijayaTaman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang.
.
 
8. Pagoda di Pulau Kemaro
Pulau Kemaro adalah satu obyek wisata religius di Kota Palembang. Pulau ini memiliki luas 5 hektare dan letaknya sekitar 3 mil di sebelah hilir Jembatan Ampera, Palembang. Akar budaya dan legenda yang terkandung di dalamnya menjadi magnet yang mampu menarik minat banyak orang.
Masih banyak sekali tempat tempat wisata di kota Palembang. antara lain ; Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Balaputradewa, Museum Tekstil, Kawah Tengkurep, Kampung Kapitan, Kampung Arab, Fantasy Island, Bagus Kuning, Pusat Kerajinan Songket, Kilang Minyak Pertamina, Pabrik Pupuk Pusri, Sungai Gerong. Barangkali masih banyak lagi tempat wisata yang belum disebutkan dalam tulisan ini, karena kota Palembang sampai sekarang ini masih terus berbenah. moga saja tempat wisata yang ada sekarang ini dapat dijaga dengan baik.

asal mula kota baturaja

ASAL MULA Nama Kota BATURAJA (Kingstone City)

ASAL MULA Nama Kota BATURAJA (Kingstone City)
Nama Kabupaten Ogan Komering Ulu diambil dari nama dua sungai besar yang melintasi dan mengalir di sepanjang wilayah kabupaten OKU, yaitu sungai Ogan dan Sungai Komering. Berdasarkan sejarah, sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 9 Tahun 1997 tanggal 20 Januari 1997, Tahun 1878 ditetapkan sebagai tahun kelahiran nama Ogan Komering Ulu. Sedangkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, Kabupaten Ogan Komering Ulu terbentuk dengan keluarnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembubaran Negara Bagian Sumatera Selatan dan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Sumatera Selatan menjadi Propinsi didalam Negara Republik Indonesia.
Selanjutnya melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor GB/100/1950 tanggal 20 Maret 1950, ditetapkan batas-batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan ibu kota kabupaten di Baturaja. Sejalan dengan Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 yang diperkuat dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821), Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi daerah otonom yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Sesuai dengan semangat Otonomi Daerah, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4347), pada tahun 2003 Kabupaten OKU resmi dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten, yakni (1) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) dengan Ibukota Martapura; (2) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU SELATAN) dengan Ibukota Muaradua dan (3) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dengan Ibukota Baturaja.
Tempat Wisata Di kota Baturaja
1. Gua Puteri (Puteri cave)
Fenomena itu hanya satu dari banyak keajaiban yang bakal Anda temui di dalam gua yang berjarak sekira 230 kilometer dari Kota Palembang itu. Cobalah tengadahkan tangan untuk menampung air tetesannya, jumlah air yang menetes tidak sama bagi setiap pengunjung meskipun sama-sama menunggu dalam waktu yang sama.Menyusuri setapak jalan di dalam gua, Anda akan disuguhkan pesona stalagmit dan stalagtit bak peraduan sang puteri. Kejaiban lain yang tak kalah mengagumkan, di dalam Goa Puteri terdapat Sungai Semuhun selebar 8 meter sampai 12 meter bermuara ke Sungai Ogan.
2. Curup Tenang Waterfall (air terjun Curup Tenang)
Air Terjun Curup Tenang merupakan air terjun tertinggi (99 m) di Sumatera Selatan yang terletak di Desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung, sekitar 56 km di selatan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.
3. Islamic Centre Baturaja.
Islamic centre sendiri selain menjadi tempat ibadah umat muslim di Baturaja juga sering dijadikan sarana kegiatan-kegiatan kerohanian seperti kajian Al-qur’an serta kegiatan-kegiatan seputar keislaman. Bahkan banyak pasangan yang memilih Islamic centre sebagai tempat mereka melangsungkan akad nikah sedangkan resepsi pernikahan mereka langsungkan di gedung Serba Guna yang letaknya satu komplek dengan Islamic centre.
4. Taman Kota Baturaja (Central Of Kingstone City)
Taman kota yang dibangun tepat di tengah-tengah Kota Baturaja menambah lengkap keindahan Kota Baturaja, sebagai tempat yang membangun image dan Ikon Kota Baturaja yang penuh pesona dan keunikan tersendiri. Banyak masyarakan menghabiskan waktu petang mereka dengan berbagai aktifitas seperti olahraga atau jogging, tempat tongkrongan asik anak muda sambil menyantap berbagai macam kuliner khas kota Baturaja yang terkesan merakyat dengan harga terjangkau dan memiliki cita rasa khas makanan sumatera selatan.

cara merakit sepeda fixie

Cara Merakit sepeda Fixie






Bagaimanakah Merakit Sepeda Fixie, mahalakah biaya yang anda keluarkan untuk sepeda fixie.. semuanya itu kembali kepada anda. sebenarnya tidak ada aturan baku dalam merakit sepeda fixie, anda bebas untuk mengapresiasikan sepeda fixie anda. itulah menariknya sepeda fixiedbandingkan MTB dan yang lain.

dalam merakit fixie sebenarnya tidak ada aturan yang mengharuskan anda untuk menggunakan sepeda balap lama, anda bisa menggunakan sepeda apa saja, untuk merakit atau membuat fixie.

1. Yang harus anda perhatikan dalam merakit sepeda fixie adalah drop out , bagian kecil yang terletak di ujung rangka atau frame untuk lebih jelas lihat gambar


2. Tipe drop out diatas bisa dijadikan sepeda fixie (fixed gear), kalo anda memiliki rangka beda seperti diatas.. pergi ke toko sepeda beli drop out seperti diatas bawa ke tempat las, di las sedikit jadi deh.

setelah memiliki rangka dengan bentuk drop out seperti itu anda sudah bisa memulai merakit fixie..
gambar berikut ini akan memandu anda untuk merakit sepeda fixie unik:


setelah memilih frame adalah wheelset(satu set roda):
wheelset sesuai gambar diatas terdiri dari : tire(ban), rim(velg), spoke(ruji), nipple spoke(pengunci ruji), gear cog/doltrap(untuk fixie), dan hub/bos.


a. tire / ban.
    umumnya fixie menggunakan ukuran ban / roda 27 dan 700..notabenenya kebanyakan orang merakit fixie  dengan ukuran roda 700 kenapa. kebanyakan dari anda pasti melihat bahwa fixie identik dengan warna cerah hal itupun ditunjukan dengan warna ban yang cerah dan berwarna-warni. nah bagi anda yang kepengen fixie anda memiliki ban warna anda harus dengan terpaksa memilih roda ukuran 700, ban/tire bewarna tidak tersedia untuk ukuran 27.
    merk2 ban warna yang tersedia di pasaran  adalah(akan saya urutkandari yang kualitasnya bagus samapi yang jelek) : BAN CST, BAN DURO, BAN CHUNG YUAN, dan merek2 lain yang kualitasnya jauh dibawah 3 ban diatas. ukuran 27 lebih kebar dari ukuran 700. sepeda anda jadi nampak lebih tinggi.


    note: ban ukuran 700(sepeda fixie) sejatinya adalah sepeda dalan ruangan(lihat sejarah fixie diatas) yang digunakan dalam velodrome,. bila anda menggunakannya untuk berjalan2 di luar ruangan bersiap2 lah untuk rajin mengganti ban setidaknya 2 bulan sekali mengingat kondisi aspal yang jelek di indonesia.

b. rims/velg :
    velg / rims fixie identik dengan felg yang lebar dan tebal, seperti kue donat. rims atau velg pun ada ukuranya, kebanyakan di pasaran disediakan velg atau rims untuk ukuran 700 berwarna-warni. sedangkan 27 agak sedikit langka jadi bila anda sudah memilih untuk menggunakan ban 27 dan velg 27 bersiap2 untuk menerima kesulitan mencari dan menemukan velgnya.
   ada beberapa merk velg dipasarn saking banyak sulit untuk disebutkan yang jelas semakin lebar/ semakin tebal velg itu semakin mahal, velg yang paling murah adalah araya besi(bentuk seperti velg tukang becak) yang kedua adalah shimano( tebal nya 2-3 cm), dst.



   note : hampir lupa ban dalam, belilah ban dalam sesuai dengan nama velg yang anda beli contoh MERK A, atau MERK B. karna semakin tebal velg anda, anda membutuhkan pentil khusu yang semakin panjang untuk ban dalam anda (umumnya ban dalam merk CST ukuran 700 panjang pentil 6m)

c. nipple/ruji:
   setiap velg memiliki jumlah lobang yang berbeda.. jadi jumlah nipple yang akan dibelipun berbeda, baiknya anda membeli velg terlebih dahulu lalu membeli ruju, katakan jumlah ruji yang anda inginkan sejumlah velh merk A atau B..
  oh ya jangan lupa panjang ruji atauspoke mengikuti ukuran ban.

  note: sejumlah velg harus menggunakan nipple khusu(lebih panjang) jadi baiknya anda bertanya ke pemilik toko sepeda apakah velg yang anda beli membutuhkan nipple panjang atau tidak.

d. hub atau bos
   hub atau bos adalah tempat anda meletakkan ujung-ujung ruji dan merupakan poros roda berputar

cara dan biaya merakit sepeda gunung

Cara dan Biaya Merakit Sepeda Gunung

PANDUAN dan Tahapan2 MENGHITUNG BUDGET MERAKIT SEPEDA GUNUNG !!!
Terima kasih sudah banyak yang Share...

Biaya atau Budget berapa duit Om... ???
Pertanyaan kayak begitu sering sekali Om Tante... Maka dari itu kami di sini
menyajikan Cara Menghitung Budget dalam Merakit Sepeda Mtb Gunung...
Setiap item di Catat dan Jumlah-kan HARGA-HARGA nya...
  1. FRAME : .... brp duit ?  
  2. FORK nya brp duit... ?  dan seterus nya... sampai bawah ya... 
  3. Headset ?
  4. Spacer ?
  5. Handle Bar / Setang ?
  6. Grip ?
  7. Stem 
  8. Seatpost  
  9. Seatclamp 
  10. Sadel 
  11. Pedal 
  12. WHEELSET berapa duit ??? atau mau beli terpisah sbb....  
  13. Rim / Pelek
  14. Front Hub Rear Hub 
  15. Spokes / jari2 
  16. Rim Tape 
  17. Tire / Ban Luar 
  18. Inner Tube / Ban Dalam
Selesai Tahap 1 ini... Sepeda Anda sudah berdiri tegak / sudah jadi ,
secara bentuk dan warna frame, sudah kelihatan kan...
apakah fork dan wheelset nya sudah sesuai dengan " keinginan Anda ??? "

Selanjut nya......

 Beli Groupset atau Ecerannya....

19. GROUP-SET
- Shifter + FD + RD + Sprocket + Rantai
- Crankset + BB
- Brake Set + Rotor
- Outer Cable Shifter
- Ferule

Jangan lupa Ongkos Perakitan nya ???

SELESAI DEH...

JADI DEH SEPEDA MTB NYA... BIAYA NYA TOTAL....... ????

kreasi

Kreasi Mudah Dan Murah

Membuat Miniatur Sepeda Onthel dari Bambu
 
Oleh:
air maulana poniman

Dengan segenap rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala karunia-Nya kepada Penulis untuk bisa menyelesaikan tulisan ini, sehingga bisa sampai di tangan pembaca. Serta ungkapan rasa terima kasih atas dukungan dan do’a untuk terwujudnya tulisan ini pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Sengaja tulisan ini Penulis hadirkan di hadapan pembaca, sebagai sumbangsih Penulis dalam berbagi hobi seputar kerajinan tangan. Yang dalam penulisanya kebutuhan Bahan dan Alat yang digunakan adalah sangat sederhana serta banyak di jumpai di sekitar rumah. Serta bahasa yang Penulis sampaikan juga adalah sangat simple serta sederhana. Dan juga di perjelas dengan gambar-gambar agar mudah di pahami cara pembuatanya.

SEMOGA BERMANFAAT

dan

“Selamat Berkarya…”







ALAT DAN BAHAN

 
ALAT:

Dalam pembuatan kerajinan sepeda ontel tidak memerlukan alat khusus, karena alat-alat yang di gunakan adalah alat-alat yang sangat sederhana dan mudah di dapatkan di sekitar rumah kita.
Alat dan bahan dalam tulisan ini,yang  penulis perlihatkan hanya sebagai contoh saja. Sehingga pembaca yang hendak membuat bisa sesuaikan dengan alat yang pembaca punya di rumah.

1.    Penggaris
Penggaris di gunakan untuk mengukur panjang dan diameter bambu sesuai kebutuhan.
2.    Gunting
Gunting digunakan untuk memotong bambu yang telah di belahdan sudah di haluskan.

3.    Pisau dapur
Pisau dapur berfungsi untuk membelah bambu yang akan di gunakan dalam pembuatan kerajinan sepeda ontel.


4.    Cutter
Pisau cutter berfungsi untuk  menghaluskan serta merapihklan bambu yang akan di gunakan sebagai bahan kerajinan.



5.    Gergaji
Gergaji di gunakan untuk memotong bambu yang masih berbentuk bulat.


6.    Obeng Kacamata
Obeng kacamata adalah contoh alat sederhana yang ada di rumah yang berfungsi untuk membuat lubang pada bambu secara manual, karena biasanya ujung mata obeng ini kecil.


7.    Pensil dan Penghapus
Pensil digunakan untuk membuat tanda dan sketsa pada bambu yang hendak kita buat sebelum di potong.



Penghapus di gunakan untuk menghapus tanda atau sketsa yang salah dan sudah tidak di pakai.





BAHAN:

Bahan dasar yang di gunakan dalam pembuatan kerajinan sepeda ontel adalah bambu yang di belah dan di potong kemudian di haluskan.
Sedangkan dalam perakitannya di gunakan lem kayu sebagai perekatnya, lem kayu yang di gunakan pun mudah di dapatkan di toko material yang menjual bahan-bahan bangunan.

•    Lem kayu
Lem kayu yang di gunakan dalam pembuatan kerajinan sepeda ontel dari bambu adalah lem kayu yang banyak di jual di toko material yang menjual bahan-bahan bangunan.



•    Bambu
Bambu yang di gunakan dalam pembuatan kerajinan sepeda ontel ini dapat menggunakan semua jenis bambu dengan berbagai ukuran sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kita.



•    Vernis dan Cat Spray
Vernis dan cat spray yang non CFC adalah bahan yang di gunakan tidak hanya untuk membuat kerajinan sepeda ontel menjadi lebih menarik tetapi juga untuk membuat awet dan bisa tahan lama.



Cat dan vernis spray adalah jenis cat dan vernis yang siap pakai tanpa harus mencampur dengan cairan pelarut terlebih dahulu. Sehingga dapat langsung di pakai.





LANGKAH-LANGKAH
CARA MEMBUAT KERAJINAN 
MINIATUR SPEDA ONTEL
DARI BAMBU

PERSIAPAN..!

•    Sebelum membuat kerajinan miniatur sepeda ontel yang perlu kita persiapkan adalah alat serta bahan-bahan yang akan di butuhkan untuk membuat mini atur sepeda ontel sebagaiman telah di paparkan di atas.

•    Dalam pembuatan kerajinan mini atur sepeda ontel dari bambu  dapat menggunakan semua jenis bambu dengan berbagai ukuran. Hal ini di sesuaikan dengan konsep besar kecilnya ukuran miniatur yang aka dibuat.

•    Pilihlah bambu yang sudah tua, lurus dan kering, agar awet dan tahan lama.

•    Setelah memilih bambu yang akan di gunakan, bambu di belah menjadi 8 bagian.


•    Selanjutnya potonglah buku-buku bambu karena buku bambu biasanya bertekstur keras dan kurang bagus di buat sepeda ontel.

•    Setelah buku –buku di potong, bambu di belah menjadi berukuran  3-4 mm2.

•    Kemudian bambu di haluskan dengan menggunakan pisau cutter sampai berdiameter 3-4 mm.



•    Salah satu fungsi menghaluskan adalah agar bambu tidak tajam dan agar bambu lebih rapih.

•    Setelah bambu di haluskan barulah dapat di buat satu per satu komponen miniatur sepeda ontelnya.

1.    Membuat roda sepeda
Pilihlah bambu yang berdiamer sesuai kebutuhan dengan permukaan diameter yang bundar, agar roda sepeda miniatur yang di buat diameternya merata.

2.    Membuat jeruji roda miniatur sepeda ontel
Belah bambu berukuran diameter 2 mm dengan panjang yang di sesuaikan lebar diameter rodanya agar jeruji yang di buat seimbang dengan rodanya.
3.    Memasang jeruji roda
Setelah bambu di belah di buat berdiameter 2 mm dengan panjang di sesuaikan dengan diameter roda, kemudian jeruji di pasang pada roda miniatur sepeda yang di rekatkan menggunakan lem kayu cair secukupnya.

4.    Membuat setir sepeda
Belah bambu dengan ketebalan 3 mm x 5 mm, kemudian bentuk seperti setir sepeda dengan menggunakan pisau cutter.
Kemudian setir di lubangi bagian bawahnya dengan obeng kacamata sebagai tempat dudukan as setir sepeda.

5.    Membuat sadal sepeda
Belah bambu dengan ketebalan 3 mm x 5 mm, kemudian bentuk menyerupai sadal sepeda dengan menggunakan pisau cutter.

Setelah sadal terbentuk, lubangi permukaan bagian bawah sadal dengan menggunakan obeng kaca mata berdiameter 2 mm.


6.    Membuat pengayuh sepeda
Dengan pisau cutter buat lingkaran dari belahan bambu yang tebalnya 1,5mm dengan lebar 2,5cm untuk di gunakan sebagai gir pengayuh sepeda.

Pasang juga pedal pengayuh yang di rekatkan menggunakan lem kayu cair.

7.    Membuat rangka sepeda
Untuk membuat rangka sepeda, bambu yang di gunakan adalah yang sudah di belah dan sudah di haluskan dengan ukuran diameter 3mm.

Kemudian bambu di potong yang panjangnya di sesuaikan dengan ukuran rangka miniatur sepeda yang hendak dibuat.

Setelah itu barulah di rakit rangka sepedanya dengan di rekatkan menggunakan lem kayu cair pada ujung bambu yang hendak di buat sesuai sketsa rangka miniatur sepeda.

Rangkai satu persatu rangka sepeda yang hendak di buat dengan lem kayu cair sebagai perekatnya.


Sampai membentuk rangka yang di inginkan.

Lubangi pada bagian depan rangka sepeda dengan obeng kaca mata yang berdiameter 2 mm, sebagai tempat as setang setir sepeda.


Setelah rangka terbentuk, langkah selanjutnya adalah melubangi bagian bawah sepeda dengan obeng kaca mata, sebagai tempat as pengayuh sepeda.

8.    Membuat standard sepeda
Untuk merangkai standar sepeda yang pertama di lakukan adalah memotong bambu yang sudah di belah berdiameter 2,5mm yang telah di haluskan.
Kemudian susun menjadi standar sepeda yang di inginkan dengan cara di rekatkan menggunakan lem kayu cair.

9.    Membuat boncengan sepeda
Pilih bambu yang telah di belah berdiameter 2,5mm, kemudian di potong sesuai ukuran boncengan yang hendak di buat.

Rekatkan bagian-bagian boncengan sampai membentuk boncengan yang di inginkan dengan menggunakan lem kayu.

10.    Membuat setang setir
Untuk membuat setang setir sepeda bambu yang di butuhkan adalah sama dengan bambu yang di gunakan untuk rangka sepeda yaitu yang sudah di belah berdiameter 2,5-3 mm.

Kemudian bambu tersebut di potong sesuai ukuran yang di butuhkan untuk pembuatan setang setir.


Setelah di potong baru di rangkai dengan cara di rekatkan menggunakan lem kayu cair.



Setelah di rekatkan lubagi bagian bawah setang setir dengan obeng kaca mata 2 mm untuk tempat as roda sepeda



PERAKITAN

Dalam proses perakitan komponen-komponen miniatur sepeda, urutan perakitannya dapat di lakukan dari komponen mana saja sesuai yang hendak di rakit terlebih dahulu. Yang penulis paparkan dalam tulisan ini hanya sebagai contoh saja.

1.    Perakitan boncengan
Rakit boncengan sepeda yang telak di rangkai dengan cara di rekatkan pada bagian belakang rangka sepeda dengan menggunakan perekat lem.

2.    Perakitan roda
Pasang roda depan pada setang setir bagian bawah dengan cara masukan as pada lubang as setangnya.

Pasang roda belakang pada tempat roda di bagian rangka belakang sepeda dengan cara masukan as roda pada lubang as rangka sepeda.

3.    Perakitan setir
Setelah roda depan terpasang pada setang setir kemudian setang tersebut bisa di pasang pada rangka sepeda bagian depan dengan cara masukan as setang pada lubang as setang yang ada pada bagian depan sepeda.

Pasang setir pada as setang setir yang telah terpasang pada rangka sepeda kemudian merekatnya menggunakan lem kayu cair.

4.    Perakitan sadal
Pasang sadal pada rangka sepeda dan rekatkan dengan lem kayu.

5.    Perakitan pengayuh
Dalam pemasangan pengayuh yang menyatu dengan gir, di pasang di sebelah kanan rangka dengan cara mermasukan as pengayuh pada lubang as pengayuh yang terdapat pada rangka sepeda kemudian memasang pengayuh yang satunya dari sebelah kiri yang di rekatkan dengan lem kayu.

6.    Perakitan standard
Pasang standar pada bagian bawah as roda belakang sepeda dengan merekatkanya menggunakan lem kayu.




FINISHING

Finishing adalah proses pemberian warna atau pemberian vernis pada hasil kerajinan mini atur yang di buat di maksudkan untuk memperindah kerjinan itu sendiri juga di maksudkan untuk membuat awet kerajinan tangan yang di buat.

Dalam pewarnaan atau pemvernisan mini atur sepeda atau pun dudukan dapat menggunakan cat atau vernis spray yang non CFC dan ramah lingkungan. Hal ini di lakukan untuk mengurangi polusi udara juga merawat lapisan ozon di lapisan langit bumi.

Mini atur sepeda ontel yang telah di buat dapat langsung di pajang tanpa dudukan sebagai hiasan interior rumah.



Atau bisa juga dengan di beri dudukan dari balok kayu atau fiber dengan aneka ragam warna sesuai keinginan.