Budidaya Jamur Kancing (Champignon)
Jamur Champignon atau lebih sering dikenal sebagai jamur kancing, merupakan salah satu dari sekian jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Anda pasti tahu dengan makanan Barat, seperti pizza, omelet dan selada. Ya, jamur satu ini memang tidak pernah absen sebagai pelengkap kuliner khas negeri paman sam tersebut. Rasanya yang sedikit manis seperti daging membuat jamur kancing menjadi salah satu bahan masakan yang terpenting.Walaupun kini jamur tiram sedang mengalami masa puncaknya, namun tidak menyurutkan keberadaan jamur kancing sebagai salah satu jamur konsumsi yang cukup potensial untuk dikembangkan. Nah, jika Anda juga tertarik untuk membudidayakan jamur kancing, Anda dapat mencoba mulai membudidayakannya dengan skala rumah tangga. Dan berikut adalah cara budidaya jamur kancing (champignon) yang bisa Anda jalankan.
Persiapan Bibit
Untuk skala rumah tangga, pembudidaya lebih memilih menggunakan bibit F3 yang dapat ditebar pada media tanam dan dibudidayakan hingga masa panen tiba.
Tahapan Budidaya
Pada budidaya jamur kancing pada dasarnya hampir sama dengan budidaya jamur kompos lainnya seperti merang. Perbedaannya hanya pada perlakuan di beberapa tahapannya.
1. Menyiapkan Media Tanam
Media tanam yang bisa digunakan untuk menumbuhkan jamur kancing dapat dibuat dari jerami padi (100%), kapur pertanian (2,5%) dan bekatul (3%). Untuk menyuplai pasokan unsur N, P, dan K, media perlu ditambahkan urea (0,9%), ZA (1%), dan TSP (1,2%)
2. Pengomposan
Proses pengomposan ini bertujuan untuk mematikan jamur liar dalam tingkat rendah. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut
- Potong-potong jerami padi dengan ukuran 10-15 cm, cuci bersih, dan tiriskan hingga kelembaban jerami sekitar 65%.
- Susun jerami dengan tumpukan 10-15 cm, kemudian tebarkan campuran media yang terdiri dari bekatul dan kapur diatas jerami. Susun lapisan media berselang-seling antarjerami dengan campuran bekatul dan kapur
- Esok harinya, bolak-balik capuran hingga merata dan tambahkan urea 0,9%. Bila kelembapan kurang dapat ditambahkan air secukupnya.
- Pada hari ke-6, tambahkan ZA 1% kemudian aduk-aduk kembali media tersebut.
- Pada hari ke-10, tambahkan TSP 1,2% aduk-aduk dan diamkan hingga hari ke 12 – 17
Sterilisasi dilakukan di dalam ruang khusus atau kumbung yang tertutup rapat. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap air panas selama 8-10 jam dengan suhu antara 60-70°C. Selanjutnya, suhu dipertahankan pada angka 40-50°C selama 24-36 jam.
4. Penamanan Bibit
Setelah suhu turun hingga 32˚C, bibit jamur kancing siap untuk ditanam. Penanaman jamur kancing dilakukan dengan cara menebarkannya langsung ke rak tanam yang telah diisi media. Rak tanam dibuat setinggi 15-20 cm dengan panjang 3 meter dan lebar 1 m. Untuk rak ukuran tersebut, dibutuhkan 10-14 botol bibit dengan isi 220 cc. Setelah 12-14 hari, bibit jamur akan mulai menunjukkan pertumbuhan miselium. Suhu idel bagi pertumbuhan jamur kancing di daerah dataran tinggi adalah 28,8˚C – 30˚C. Untuk dataran rendah, jamur kancing membutuhkan suhu 24,4˚C – 26,6˚C dengan kelembapan 90 – 100%.
5. Pemanenan
Beberapa hari setelah pengondisian dengan suhu rendah, bakal tubuh buah jamur akan mulai tumbuh. Rentang 10-15 hari setelah munculnya bakal tubuh buah, jamur kancing sudah siap panen. Pemanenan dilakukan pada saat jamur dalam stadium kancing.
Bagaimana, apakah Anda sudah siap untuk memulai budidaya jamur kancing (champignon)? Jika sudah, mulailah dengan sungguh-sungguh, penuh dengan kecermatan dan ketelitian agar produk yang dihasilkan dapat maksimal dan keuntungan bagi Anda pun semakin besar. Salam sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar